RESOURCES: well1.sabda.org
SWAB: well2.sabda.org
Lomba Vlog/Blog: lomba.sabda.org
Topik Wellness: topik.sabda.org
Situs unHACK: codeforgod.org/unhack
Kolaborasi Wellness "The Well": https://youtu.be/md45SV_u3m0
Group 1
Solusi
- Membuat resources center.
- Membuat traktat (digital dan cetak).
- Hotline center.
- Mmebuat video-video edukasi.
- Membuat training.
- Membuat aplikasi reminder (menanyakan kabar teman).
- Membuat visitasi online (disediakan untuk gereja).
Solusinya: SWAB: Spiritual Wellness Assessment Board
Sebuah program yg membantu user untuk memeriksa kesehatan rohani seseorang dan melakukan proses pemulihan melalui tindak lanjut spt menonton video, konseling atau mendapatkan bahan2/ materi2 (Group 2)
Kebutuhan
I. SEGMENTASI
Kategori User: faceusia/bidang pelayanan
Dalam unHACK ini akan umum dulu untuk Tubuh Kristus pada umumnya.
Kategorinya bisa:
A. Anak
B. Remaja
C. Dewasa
D. Lanjut Usia
Topik: Rohani, Parenting, Digital, Bisnis/profesional, Equipping (spy maksimal/ efektif/ produktif)
NB: Perlu byk breakdown/ detailkan segmentasinya
II. ASSESSMENT
Dari setiap bagian yg dipilih, tersedia tes masing2
Kebutuhan: materi-materi untuk tes masing2 topik di atas.
Alatnya Bisa dengan Google Form, dsb..
Contoh bisa kembangkan dari: https://well1.sabda.org/tes-wellness
Yang masih diperlukan:
- Alat ukurnya: hasil assesmentnya
III.HASIL DAN PROSES PEMULIHAN (Berupa Bahan)
User mendapatkan hasil sekaligus rekomendasi lalu diarahkan untuk :
A.Tonton video yang terkait dengan topik Anda atau equipping dan materi2/ konten2 yang mendukung (konten/ materi/ video motivasi/ Equipping)
B.Direct to Konsultasi/ Konseling
IV.TINDAK LANJUT (Relasi/Kerja sama dengan ahlinya)
User dapat memilih bergabung dalam KOMUNITAS yang sudah ada. Komunitas membantu user agar bisa konsisten melakukan proses pemulihan/ perubahan sehingga terukur dan real (Group 10=ekosistem)
Komunitas juga bisa ditindak lanjuti menjadi tahap PEMURIDAN/ MENTORING (group 5, 8)
Curhat Online
1. Bikin bahan (text dan grafis)
2. Perlu adanya scope area tentang kesehatan mental yang bisa kita jangkau
3. Perlu jalur distribusi (via medsos)
4. Perlu jalur buat ngajak curhat (Telegram)
5. Perlu kehadiran "person" sebagai admin yang menanggapi orang yang curhat
Scope konten:
1. Loneliness
2. Kecemasan berlebih
3. Youth mental health deterioration
1. Grafis
2. Lewat Medsos
3. Kasih CTA untuk masuk ke platform Telegram/isi GForm
Fokus 1. Memperlengkapi pemimpin rohani
+ Tes spiritual wellness
+ Alat/Bahan Konseling Diri Sendiri
+ Mengenali tanda-tanda orang di sekitar kita tidak well
+ Panduan untuk melayani orang lain terkait wellness di masa digital
+ Panduan untuk konseling
+ Layanan Bagi Para Pelayan (Aplikasi untuk para pendeta, pelayan Tuhan)
+ Bahan2 konseling topikal
+ Pustaka bahan untuk memperlengkapi spiritual leaders (kepala keluarga, pendeta, hamba Tuhan, gembala, majelis, penatua, pelayan jemaat, konselor, dsb) untuk dapat menolong keluarga/jemaat dalam melakukan PA, study Alkitab, persekutuan Doa, memberi konseling, penggembalaan, dan pemuridan --> berbagai format (teks, audio, video)
Fokus 2. Melayani orang2 yg kurang well
+ Tes Spiritual Wellness Mandiri
+ Layanan curhat online (bisa situs, bisa aplikasi)
+ Mengatasi Manula dan Lansia yang Kesepian (Daftar Radio dan TV Kristen >> bisa dalam bentuk halaman situs)
+ Membuat video pendek berseri Spiritual Wellness (untuk dibagikan di reels dan tiktok)
+ Pustaka bahan bagi jemaat yang tidak unwell (bahan konseling, renungan, seminar, berbagai artikel, khotbah, dan bahan2 lain dalam berbagai media dan format )
+ Aplikasi Jurnal Pribadi dilengkapi dengan akses pada Alkitab, quotes, renungan, Tools Alkitab
+ Pustaka bahan untuk berbagai bahan, ide, kegiatan, permainan bagi anak dan remaja
Kata Kunci: Downloadble atau shareable
Multiplatforms
Multiformats
Solusi:
1. Menyediakan (video/animasi rohani) untuk anak2 Youth (durasi 1 menit/sumber: Tiktok). Bisa juga membuat kompetisi Project Video Rohani dengan mengajak anak muda yang di luar gereja lokal (gereja lain). Ke depan
2. Ada Tes kesehatan Rohani (berkala) dari beberapa sumber. Dengan cara mempersiapkan bentuk "tes" berupa pertanyaan2 mengenai kerohanian dan sejenisnya.
3. Menyediakan konten2 yang menarik untuk youth (artikel, kesaksian, renungan, blog)
4. Kutipan rohani Kristen yang milenial tetapi alkitabiah.
5. Tutorial untuk program mentoring. Ada juga Jadwal untuk pertemuan/mentoring (bisa offline atau online).
6. Game yang dirancang dengan "mission card" untuk menolong anak mengecek kesehatan rohaninya (mentoring offline).
7. Aplikasi meeting yang menarik bagi kaum muda untuk berinteraksi (mentoring online).
8. Playlist lagu pop rohani yang khusus untuk anak2 muda.
10. Membangun grup WA/Telegram dll., untuk share konten rohani.
11. Mengajak youth untuk membuat konten rohani dan bisa dishare lewat platform media sosial (instg, fb, youtube, tiktok, dll..)
12. Membuat Acr. "Seru Bareng" yang diinisiasi oleh kaum muda sendiri dan bisa dengan nobar rohani, aksi sosial (intinya kebersamaan).
Solusi: Membuat microblog
1. Dalam format video
Video singkat kurang dari 1 menit[supaya pesan lebih tersampaikan dengan singkat namun jelas] (TikTok, Video motivasi, video inspirasi, video tips).
2. Dalam format grafis
(infografis mengenai tips menjaga kesehatan spiritual selama pandemi, infografis tips mengajak anak belajar secara fun dengan online, quote ayat atau kutipan tokoh, carosel/semacam IG Swipe)
3. Dalam format Audio
(Spektrum khotbah, kesaksian)
Solusi-solusi
- Pembinaan (onsite atau offline) untuk daerah yang terjangkau dan tidak terjangkau
- Program bedah buku terkait konseling
- Materi/bahan-bahan seputar konseling
- Tes/komitmen dasar untuk menjadi konselor
- Program berdoa bersama/sharing
Group 8
Solusi:
- Starter pack untuk memulai pemuridan di gereja.
- Daftar bahan serba-serbi pemuridan.
Fokus ide: Bagaimana bisa melayani jemaat dengan lebih baik dari sisi ibadah, tracing, konseling, dan materi2. Sifatnya lebih general.
Solusi yang ditawarkan:
1. Membuat aplikasi (untuk long term) - bisa dikembangkan
2. Membuat situs (direct link)
3. Cara manual (konvensional, khususnya untuk gereja terpencil)
4. Bersinergi dengan gereja lain
Solusi yang kami pilih:
Sebuah website yang menjadi sarana untuk membantu gereja-gereja lebih baik dalam melayani jemaatnya (khususnya selama dan setelah pandemi).
Cakupan: pelayanan ibadah (termasuk pesan tempat duduk, tracing), pelayanan doa, konseling, pemuda/remaja, event/kegiatan gereja-gereja, dll..
Tahapan:
Sasaran: gereja, jemaat
Solusi-solusi:
*Membuat Brand Konten Kreator Kristen yang mewadahi berbagai resources training seputar pelayanan digital, sekaligus menjadi penengah yang mengakomodasi interaksi antara konten-konten kreator Kristen yang rindu untuk melayani pada zaman ini dengan hamba-hamba Tuhan (yang mewakili generasi tua gereja) yang bersedia menjadi mentor mereka.
FAKTA DALAM EMPATI:
Ketika ditanya apa kabar, jawaban responden sebagian besar adalah “BAIK”
Ketika ditanya ttg terubdah dan terdampak Pandemi/ era digital, responden menjawab terubahkan dan terdampak
Demikian juga dengan ebagian teman2nya
Alasannya adlah krn tidak lagi hangat krn tdk tatap muka.Serba system dan merasa spt robot.
Kerinduan responden adalah bertemu seraca langsung
Responden mengatasi situasi serba virtual ini dgn pindah2 channel
DEFINISI MASALAH BERSUMBER DARI EMPATI :
Dampak Tsunami Digital (serbaOnline) membuat kekeringan rohani krn hubungan yg terputus secara physic.
Upaya yg dilakukan: cari the great online services/ pindah2 channel
EMPATI via SURVEY:
Bilangan Research Center:
http://bilanganresearch.com/orang-tua-tidak-peduli-pertumbuhan-kerohanian-anak.html
ORANG TUA TIDAK PEDULI
PERTUMBUHAN KEROHANIAN ANAK
Hasil survei tersebut menyatakan bahwa sosok yang paling berjasa yang menuntun Generasi Muda Kristen di Indonesia untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat (dilahirkan kembali) dan mengambil keputusan untuk percaya dan menjadi pengikut Kristus yang sungguh-sungguh adalah Orang Tua (73.1%) dan Pendeta (10.6%).
Bahkan bila dilihat pada semua rentang usia mulai dari 0-3 tahun, 4-10 tahun, 11-14 tahun, 15-18 tahun, sampai 19-25 tahun, Orang Tua selalu menjadi sosok yang paling berpengaruh, baru diikuti dengan Pendeta. Hanya saja persentase peran Orang Tua mulai menurun seiring dengan bertambahnya usia anak, dari 88.9% pada rentang usia sebelum 4 tahun menjadi 53.7% pada rentang usia 19-25 tahun. Peran Pendeta pun menjadi lebih besar, dari 3.9% pada rentang usia sebelum 4 tahun menjadi 15.0% pada rentang usia 19-25 tahun.
Untuk menjawab keraguan ini, mari kita melihat secara khusus pada pilihan rentang usia yang paling memungkinkan mereka untuk memiliki kapabilitas dan waktu untuk mempelajari dan membandingkan agama, yaitu 19-25 tahun. Secara berurutan, sosok yang paling banyak membawa kepada Yesus adalah orang tua (53.7%), diikuti dengan pendeta (15.0%), diri sendiri (4.8%), dan guru agama di sekolah (2.7%).
Masalah : dalam masa pandemi ini , saya dan keluarga saya tidak begitu mengalami kesulitan , saya dan keluarga saya belajar berbagi dg teman2 yg sedang mengalami kesulitan, seperti teman2 di full gospel
Masalah : Saya banyak kontak para pelayan anak, rekan2 GSM. Dari hasil ini saya menyimpulkan beberapa masalah yang mereka hadapi.
1. kaertama kali langsung jawabannya: baik-baik saja. Namun, setelah ditanya lebih lanjut dengan pertanyaan selanjutnya, ternyata kurang “well”.
2. Kebanyakan masalahnya:
- Kerinduan akan bertemu dengan anak2 layannya.
- Kebinguan akan cara mengajar jarak jauh karena sulit dengan gadget.
- Merasa tidak bugar juga karena lelah dengan kesibukan pelayanan digital di gereja yang banyak jatuh ke GSM yang banyak anak2 mudanya.
- Ketika sudah bisa pertemuan, ada rasa takut kalau2 ada anak yang sakit akibat pertemuan di GSM. Jadi setengah mati cari cara untuk prokes di tengah anak2 yang cukup sulit untuk diminta prokes
- Merawa khawatir dengan kesehatan rohani anak-anak karena ternyata dalam rumah banyak yang tidak ada ibadah keluarga.
- Banyak ortu depresi karena anak semakin kecanduan gagdet.
Pengamatan saya - kesibukan dan tugas. Tidak mengatur waktu dengan baik dapat menyebabkan ketidakseimbangan rohani. Kami di kampus ibadah2 diatur secara online. Ada keluarga yang menyampaikan suami2 tidak menunjukkan perannya sebgai imam dalam keluarga. Salam.
Masalah:
Banyak anak muda yang saat ini concern dengan kesehatan mental mereka. Teman2 ini gak tahu cara gimana agar bisa menghadapi kondisi sekarang, masalah ekonomi, pasangan hidup, kerohanian, dan sebagainya. Gimana bisa bantu teman2 ini?
Masalah:
Masalah: Gangguan Mental Remaja pada Masa Pandemi
Berikut kutipan dari artikel "Dampak COVID-19 terhadap rendahnya kesehatan mental anak-anak dan pemuda hanyalah ‘puncak gunung es’ - UNICEF"
Masalah: Kecanduan Gawai Akibat Pandemi
Kondisi rohani selama pandemi, mengingat semua kegiatan seolah-olah dialihkan ke internet. Dan mengakibatkan banyak yang terlalu fokus kepada gawai, semakin lekat dan tergantung dengan gawai (Sindrom nomophobia). Meski keunggulan gadget memudahkan akses Alkitab digital, namun tidak memungkiri banyak distraksi yang terjadi saat baca.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-kecanduan-gadget-pada-anak-milenial
http://medikastar.com/sindrom-sindrom-yang-dapat-dialami-pengguna-ponsel1/
Masalah: Saya mengontak beberapa orang tua yang anaknya masih sekolah. Kebanyakan dari mereka kebingungan ketika sekolah menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kebingungan ini memunculkan masalah: bagaimana melakukan PJJ, manage waktu, anak akan dengan siapa di rumah (ortu kerja), gadget orang tua kurang mendukung PJJ.
Masalah :
Masalah: Rekan-rekan Pemuda di Gereja saya berpendapat bahwa hidup kerohanian mereka terdampak saat pandemi karena kurangnya interaksi dengan saudara seiman. Disebabkan terlalu sibuk bekerja, dari pagi tidak ada waktu sehingga malam-malam capek dan lebih memilih hiburan lain dibandingkan membaca Alkitab.
Status #unHack2021, 16/10/2021
Mengenai Wellness, keluarga saya baik2, kami sudah 1 tahun lebih melakukan wellness spiritual melalui mezbah keluarga, karena
Gereja lambat bereaksi untuk wellness spiritual kepada warga jemaat saat pandemi covid19.
Masalah: sharing dari teman: kena covid, pada pandemi ini yang berakibat usaha sepi, sehingga perekonomian keluarga menurun, diusur istri dan mertua dari, semakin jauh dari Tuhan, setres.
Masalah: rasa cemas dan takut dalam masa pandemi dan new normal
Masalah:
- Banyak orang yang tidak bisa menilai dirinya baik atau tidak. Justru orang lain yang bisa tahu.
- Beberapa masalah yang terjadi terkait dengan perekonomian, ada beberapa yang harus memberhentikan pegawai karena selama beberapa bulan tidak ada pemasukan karena pandemi.
- Beberapa anggota keluarga ada yang bermasalah terkait hubungan antar suami isteri. Biasanya tidak tahu bagaimana harus mengatasi. Tetapi kalau dilihat masalah tersebut hanya bisa diatasi oleh anugerah Tuhan, maka harus ada hubungan yang baik dengan Tuhan dengan membuat mezbah keluarga.
1. Masalah: Tingkat pendidikan menurun → walaupun menggunakan teknologi yang tak terbatas
2. KUrang bisa memanagement pelayanan dalam gereja
3. Bosan membaca firman
4. Kurang rutin bersaat teduh
Masalah: di tengah pandemi ini banyak yang mengalami stress dan tekanan maupun yang terkena sakit secara mental (depn dan sangat keras dan tidak dapat memaafkan dan mengasihi diri, yang seharusnya kita bantu tapi banyak orang malah menyalahkan mereka bukanya memberi kasih dan dukungan tapi malah men condemn dan memandang rendah mereka, bahkan mereka dikatakan seperti pecandu rokok/narkoba dan itu salah mereka sendiri, kita malah seperti memperdalam pisau yang tertancap di diri mereka, dan itu saya dengar dari pemimpin group persekutuan gereja, yang seharusnya membantu orang berbeban berat
1. Kabar selama pandemi
- Rata-rata orang yang saya temui keadaannya cukup baik, tetapi hampir semua tetap terdampak akibat pandemi.
2. Apakah pandemi/era digital mengubah hidup?
- ya, sudah pasti pandemi mengubah hidup. Teknologi/gawai lbh banyak dipakai, dan mereka sudah jenuh hanya bekerja, belajar, dan berelasi hanya via gadget. Pandemi jg membatasi relasi dan pertemuan tatap muka, kegiatan pelayanan, dan ibadah.
3. Hidup kerohanian terdampak?
- ya, tidak bisa ke gereja, bersekutu dengan jemaat lain, mendapat penggembalaan, bahkan mengalami perasaan down.
4. Apakah teman-teman mengalami hal yg sama?
- ya, rata2 hampir sama, meski dalam sikon yg berbeda.
5. Tidak bisa bersekutu dan berelasi dengan sesama, kejenuhan karena keterbatasan aktivitas dan relasi.
6. Relasi dengan teman dan saudara, PA, bahan-bahan rohani, perhatian dari pendeta/sesama yg lain.
7. Doa, curhat, tetap komunikasi dan menjalin relasi dgn yg lain, membatasi pemakaian gawai.
8. Kesulitan ekonomi, kdrt, pernikahan anak meningkat, kesehatan mental menurun, kecanduan gawai dan dampak buruknya.
Masalah:
1. Selama pandemi ini banyak teman2 yang mengalami kegagapan dalam melayani melalui daring. Terutama pelayan anak dan remaja
2. Sebagai penyintas Covid19, saya merasakan sendiri adanya kebutuhan pelayanan yang menyentuh pasien Covid19, tak hanya sekedar kartu atau tetapi butuh sentuhan yang lebih personal
3. Banyak pelayan anak yang kekurangan ide kreatif untuk melayani secara daring terutama untuk menarik minat anak2 SM
Masalah
1. Banyak orang yang ketika ditanya jawaban utamanya baik. Tapi ternyata sedang tidak baik.
2. Ada yang kecanduan gadget. Kebanyak anak2
3. Kesulitan ekonomi
Nama : Melce YL
Masalah: Karena frekuensi ibadah di banyak gereja menurun akibat pandemi (rata-rata hanya melakukan ibadah Minggu secara streaming), asupan rohani dan wawasan jemaat tentang Alkitab ikut menurun juga.
Dari wawancara yang saya lakukan kepada Teman-teman, kebanyakan anak muda sekarang khawatir dengan keuangan yang sangat merosot pada masa pandemi ini. Sehingga itu sangat mempengaruhi langkah/rencana mereka ke depannya. Selain itu, karena Teman-teman saya juga kebanyakan adalah guru. Mereka sangat merasa lelah dengan sistem pembelajaran sekarang yang harus daring. Mereka merasa tidak dapat maksimal dalam mengajar.
Anak muda banyak yang merasa agama dan kerohanian sebatas formalitas semata. Alangkah baiknya jika kita bisa mengubah pandangan tersebut dan mewartakan firmannya dengan cara yang sesuai jaman.
Dalam keadaan yang “baik” meskipun dengan beberapa penyesuaian secara khusus dalam ibadah online. Persoalan yang terjadi adalah ketika dalam hal WFH yang ternyata lumayan menyita waktu dan akhirnya membuat keletihan dan akhirnya berdampak dalam hal doa pribadi.
Ada 2 ekstrem kelompok orang percaya yang sangat terdampak.
Apa alasannya Anda menjawab Baik atau Tidak Baik?
- Baik karena Tuhan masih memberkati saya sekalipun dalam masa Pandemi Covid-19
- Karena kebaikan Tuhan saya ada sampai saat ini, terlepas dr pandemi covid dan saat ini masih pemulihan.
- Masih diberi kesehatan tidak terdampak Covid 19 baik secara kesehatan maupun ekonomi. Semua masih berjalan dengan baik dan normal.
- karena memang kabar Saya baik
- Karena selama Pandemi kondisi saya dalam keadaan sehat² saja
- Karena kondisi jasmani rohani sehat
- Saya dalam keadaan sehat
- Baik krn apapun keadaan kita saat ini hrs selalu bersyukur dan puji Tuhan saya masih diberikan kesehatan.
- Baik karena pertolongan Tuhan di setiap waktu didalam kehidupan saya
- Karena kami sangat merasakan efek dari oandemi ini
Jika ya, berikan contohnya bahwa Pandemi/Era Digital telah merubah hidup Anda ( jika tidak, berikan alasannya kenapa tidak merubah hidup Anda )
- Bekerja dan Beribadah dari rumah
- Ya, dgn pandemi ini kita harus berserah kepada Tuhan, spy kita diberi jiwa yg siaga, tanggap akan kondisi dan pengetahuan mengikuti era digital yg serba tak terlihat mata namun sdh terjadi dgn cepat.
- Saya jadi lebih hati-hati terhadap kesehatan, dan lebih hati-hati dalam penggunaan keuangan dan bisa lebih banyak mengatur kesabaran dalam mengurus keluarga dirumah.
- Ya,contohnya Saya lebih banyak waktu di rumah
- Saya harus selalu mengamati perkembangan kasus Pandemi terutama melalui media elektronik
- Karena lbh banyak dirumah
- Dalam segi finansial
- Ya. Krn semua serba digital shg kita pun harus selalu belajar dan belajar jika tdk kita tdk bisa mengikuti perkembangan zaman terlebih kit ahrs belajar buat mengajarkan hal baik di dlm dunia digital.
- Ya, karena dengan kondisi pandemi saat ini, saya dituntut semakin kreatif dalam pelayanan saya
- Lebih memperhatikan kesehatan lagi
Jika ya, berikan contohnya bahwa kehidupan kerohanian Anda terdampak karena Pandemi/Gadget? ( jika tidak, berikan alasannya mengapa tidak terdampak dalam kehidupan kerohanian Anda )
- Biasanya beribadah dan melayani di gereja sekarang beribadah dan melayani secara online
- Keimanan saya semakin kuat dan sangat yakin, kondisi ini adalah sepengetahuan Tuhan , mintalah dan berserah kepadaNYA, kekuatan akan Dia berikan.
- Tidak bisa bertatap muka langsung dengan jemaat di Gereja khususnya untuk anak-anak. Sudah lama tidak bersosialisasi langsung dengan teman-temannya. Dan tidak bisa mengatur waktu dalam beribadah kalau sedang Online atau waktu semaunya dalam beribadah,tidak tepat waktu dari yang seharusnya.
- Tidak,karena di rumah pun dapat Ibadah
- Karena untuk berdoa bersama umat lain dan keluarga bisa melalui daring.
- Karena saya tetap menjalankan kehidupan rohani spt biasa walaupun tdk gereja keluar
- Karena ibadahnya masih bisa secara online
- Iya. Kita beribadah mendengar firman Tuhan dan memuji Tuhan bisa dr youtube.
- Ya, karena sejak pandemi saya dengan mudah dapat mengikuti seminar dan pembelajaran secara online tentang Alkitab
- Lebih banyak waktu untuk berdoa dan membaca alkitab
Hal buruk apa yang membuat Anda merasa tidak bugar/sehat secara rohani akhir-akhir ini?
- Tidak ada
- Puji Tuhan tidak ada, kunci utama serahkan dan minta petunjuk kepada Tuhan
- Jarang intim dengan Tuhan melalui doa, walaupun perbuatan tetap berusaha jadi lebih baik dari sebelumnya. Tapi jarang disertai dengan doa.
- Ibadah terkadang Ibadah lewat Live Streaming
- Aktivitas bersosialisasi berkurang
- Pikiran tentang virus corona yg terus bermutasi
- Saat sakit
- Was was dgn perkembangan anak2 dlm dunia digital saat ini shg membuat kita sbg org tua menjd kuatir shg pola hidup kesehatan kita terganggu. Jd sedikit mud emosi jd hipertensi
- Terperangah dengan kesenangan akan gadget
- Masalah dlm keluarga
Apa yang bisa membantu Anda menjadi lebih sehat/bugar secara rohani?
- Karena saya mengisi hari kehidupan dengan belajar Firman Tuhan khususnya lewat Pelayanan Lembaga Sabda
- Dorongan spirit keluarga , tuk harus, wajib meminta kepada Tuhan Yesus saja
- Bisa bertatap muka kembali, dengan tidak membatasi ibadah anak-anak dengan dewasa. Karena dengan ibadah langsung itu membuat hati & pikiran lebih tersalurkan dan fokus. Dibandingkan ibadah melalui gadget.
- Ibadah selalu dengan tatap muka di Gereja
- Makan makanan bergizi dan olahraga
- Berpikir positif
- Kesehatan kita terjaga
- Berdoa dan berserah kepada Tuhan. Krn semuanya Tuhan sdh atur yg terbaik bagi kehidupan kita manusia
- Yaitu dengan menyadarkan diri dan melatih diri supaya memanfaatkan gadget untuk kebaikan dan pertumbuhan rohani saya
- Saya lbh banyak berdoa dan merenung
Bagaimana teman-teman Anda biasanya mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam hidup mereka?
- Mereka lebih bekerja keras untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga
- Kami saling mendoakan, sharing dan saling menguatkan, menyemangati
- Dengan lebih banyak berdoa, intim dengan Tuhan. Dan bercerita dengan kerabat yang dipercaya dan bisa membangun.
- dengan cara menonton TV
- Kurang lebih samalah yg saya lakukan
- Tdk tau
- Mereka menjalaninya dengan sukacita
- Jd lbh sharing
- Yaitu dengan mengandalkan Tuhan dan melakukan apa yang bisa dilakukan
- Berdoa
Problem yang ditemukan dalam komunitas:
B. Psikologi:
C. Spiritual:
Masalah:
Problem didapat dari wawancara teman2 melalui WA
- banyak anak kecanduan gadget
- banyak penyakit mental yg terjadi
- kurangnya teman untuk berbagi problem hidup
- dianggap mampu mengatasi masalah sendiri